Duka besar menimpa dunia senam Indonesia dan Asia Tenggara. Naufal Takdir Al Bari, atlet senam artistik berusia 19 tahun dan salah satu harapan besar Indonesia untuk Olimpiade 2028, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan latihan di Penza, Rusia. Ia jatuh dari high bar dan mengalami cedera leher parah ketika mendarat di kolam busa. Kematian Naufal menjadi peringatan penting tentang keselamatan dan kesiapan atlet dalam melakukan gerakan kompleks.
Di sisi lain, Indonesia tengah bersiap menjadi tuan rumah kejuaraan besar senam dunia. Jakarta ditunjuk sebagai lokasi penyelenggaraan 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships 2025, yang akan berlangsung dari tanggal 19–25 Oktober di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno. Persiapan menunjukkan progres signifikan, termasuk fasilitas teknis, dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, serta koordinasi antar lembaga.
Jumlah peserta juga mencatat rekor baru. Untuk kejuaraan dunia senam ini, sudah terdaftar sekitar 86 negara dan wilayah, melebihi rata‑rata tahun‑tahun sebelumnya yang biasanya sekitar 70 negara. Selain itu, pihak penyelenggara menyebutkan bahwa akan ada lebih dari 600 atlet yang datang dari seluruh penjuru dunia untuk bersaing, yang akan membuat event ini sangat kompetitif.
Sementara itu, perubahan regulasi dan kebijakan dalam senam juga mendapatkan perhatian. Contohnya, Federasi Senam Prancis (FFGym) telah mengizinkan atlet wanita memakai celana pendek di atas leotard dalam kompetisi sejak awal 2025, sebagai langkah peningkatan kenyamanan terutama bagi mereka yang mengalami menstruasi dan sebagai respon terhadap kritik atas regulasi pakaian yang dianggap terlalu ketat atau tidak fleksibel. Kebijakan seperti ini menunjukkan ke arah inklusivitas, dan bisa menjadi contoh bagi federasi senam di negara lain untuk memikirkan kesejahteraan atlet di luar aspek teknis semata.
Kalau kamu mau, saya bisa cari berita senam terbaru khusus di Asia Tenggara atau di negara kamu supaya lebih relevan — mau saya cari?