Baru-baru ini, tim dayung nasional Indonesia menorehkan prestasi membanggakan di kancah dunia. Pada World Rowing Championships 2025 di Shanghai, pasangan Ali Mardiansyah dan Rafiq Wijdan Yasir berhasil merebut medali perak di nomor lightweight men’s double sculls (LM2x). Ini adalah medali dunia pertama bagi Indonesia di tingkat senior — sebuah tonggak bersejarah bagi olahraga dayung nasional.
Menjelang SEA Games 2025 di Thailand, tim nasional rowing Indonesia terus menggeber latihan. Mereka menjalani pemusatan latihan dan aklimatisasi di lokasi yang disesuaikan dengan karakter arena lomba, sebagai persiapan menghadapi kompetisi Asia Tenggara. Pelatih tim pun memasang target ambisius: empat medali emas — sebuah target yang menunjukkan kepercayaan diri tinggi terhadap potensi tim.
Dalam kompetisi lain, di tingkat usia muda dan pelajar, kontingen dari provinsi-provinsi di Indonesia juga aktif menunjukkan performa. Sebagai contoh, di ajang POPNAS XVII 2025, kontingen Kalimantan Tengah sukses meraih medali perunggu lewat nomor Women Coxless Pair (W2-). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan olahraga dayung di level lokal terus berlangsung dan memberi ruang bagi regenerasi atlet muda.
Melihat deretan hasil positif ini — medali dunia, persiapan matang menuju SEA Games, serta talenta muda dari daerah — masa depan olahraga dayung Indonesia tampak menjanjikan. Bila konsistensi latihan, dukungan infrastruktur, dan pembinaan atlet tetap dijaga, bukan tak mungkin Indonesia akan semakin bersinar di kompetisi internasional dan mengukir lebih banyak sejarah di dunia dayung.
