Persiapan menuju Olympic Winter Games 2026 di Milan dan Cortina d’Ampezzo mulai memasuki fase final. Salah satu kabar paling menonjol adalah pengembalian pemain top dari NHL ke ajang Olimpiade, setelah absen sejak 2014. Dengan hadirnya para bintang hoki es profesional, turnamen hoki di Olimpiade nanti diprediksi naik drastis dari sisi kompetisi dan perhatian global.
Namun, di sisi lain, masih ada isu politik dan sanksi yang memengaruhi partisipasi atlet dari beberapa negara. Misalnya, International Olympic Committee (IOC) memastikan bahwa tim nasional dari Russia dan Belarus tetap dilarang ikut sebagai tim, dan sebagian kecil atlet dari negara tersebut hanya bisa ikut sebagai atlet netral dengan syarat yang sangat ketat. Hal ini menunjukkan bahwa Olimpiade tetap tidak terlepas dari dinamika geopolitik meskipun adalah ajang olahraga.
Di ranah diplomasi olahraga, salah satu berita penting juga muncul dari kebijakan terkait penyelenggaraan acara dan pemenuhan hak atlet. Misalnya, IOC menyatakan bahwa jika suatu negara menyulitkan akses atlet dari negara lain — seperti kasus izin masuk dan visa — maka pembicaraan soal menjadi tuan rumah dan penyelenggaraan event-olahraga besar dapat terhambat. Hal ini menegaskan bahwa selain persiapan teknis, aspek regulasi, hukum dan hak asasi juga makin menjadi bagian penting dari persiapan Olimpiade.
Secara keseluruhan, persiapan menuju Olympic Winter Games 2026 menunjukkan dua hal utama: pertama, naiknya intensitas dan kualitas kompetisi dengan kembalinya atlet top dunia seperti pemain NHL; kedua, meningkatnya keterkaitan antara olahraga dan isu politik/regulasi — di mana keputusan partisipasi bukan hanya soal atlet dan prestasi, tetapi juga kebijakan negara, status internasional, dan kepatuhan terhadap aturan global. Bagi penggemar olahraga, ini adalah momen yang layak diikuti karena hasilnya dapat memengaruhi bagaimana Olimpiade di masa depan berjalan.
