Sorotan World Athletics Championships 2025 di Tokyo
Dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2025 yang digelar di Tokyo, terjadi beberapa pertandingan lari yang sangat dramatis dan menyita perhatian. Emmanuel Wanyonyi dari Kenya berhasil meraih gelar juara dunia nomor 800 meter dengan catatan waktu yang menjadi rekor kejuaraan, yaitu 1:41.86, mengalahkan Djamel Sedjati dari Aljazair dan Marco Arop dari Kanada. Beatrice Chebet, juga dari Kenya, memenangkan nomor 5.000 meter putri lewat finis yang menegangkan melawan Faith Kipyegon, dengan waktu 14:54.36, sekaligus melengkapkan double gelar 5.000‑10.000 meter di kejuaraan tersebut.
Keberhasilan yang Mengejutkan & Catatan Atlet Non‑Terduga
Salah satu momen paling mengejutkan datang dari Jimmy Gressier asal Prancis yang menjuarai nomor 10.000 meter putra di kejuaraan tersebut. Ia menjadi atlet non‑Afrika Timur pertama sejak 1983 yang memenangkan nomor tersebut di Kejuaraan Dunia, dengan mencuri kemenangan lewat akselerasi di putaran terakhir. Di nomor marathon putra, Alphonce Felix Simbu dari Tanzania meraih emas dalam finish yang sangat tipis, selisih hanya 0,03 detik dari Amanal Petros. Keduanya dicatat dengan waktu 2:09:48, menampilkan drama besar di garis akhir.
Rekor Baru & Prestasi Luar Biasa di Luar Kejuaraan Dunia
Di luar kejuaraan dunia, industri lari terus mencetak rekor‑rekor baru yang impresif. Misalnya, Tigst Assefa mencatat rekor dunia women‑only marathon di London Marathon 2025 dengan waktu 2:15:50, memecahkan catatan sebelumnya dan menunjukkan bahwa prestasi di marathon khusus untuk perempuan terus meningkat. Agnes Ngetich (Kenya) juga membuat sejarah dengan memecahkan rekor 10 km wanita-only dengan waktu 29:27 di Herzogenaurach, Jerman. Selain itu, London Marathon 2025 membukukan rekor untuk jumlah pelari finis terbanyak—56.640 orang—menjadikannya marathon dengan finishers terbesar dalam satu event.
Lomba Lokal & Partisipasi Massif Memperkuat Esensi Lari Komunitas
Selain kompetisi elite, ada banyak event lokal dan partisipatif yang menonjol. Contohnya, Nairobi City Marathon 2025 di Kenya berhasil menarik lebih dari 15.000 peserta, dengan pemenang kategori pria dan wanita menunjukkan prestasi waktu yang kompetitif sambil memperkuat budaya lari di komunitas setempat. Di Bangladesh, Run Bangladesh International Marathon yang diselenggarakan di Dhaka juga menarik sekitar 2.500 pelari baik dari dalam negeri maupun luar negeri, dan menjadi ajang promosi gaya hidup sehat serta pelestarian heritage kota.
Kalau kamu mau, aku bisa cari berita lari terbaru khusus dari Asia Tenggara atau Indonesia — biar lebih lokal dan dekat dengan situ. Mau aku cari?