![Laga Epik di Depan Gawang: Napoli Kunci Scudetto atas Cagliari 2-0 [i. prompt kuratorial AI by Feddy WS, 2025]](https://assets.kompasiana.com/items/album/2025/05/24/chatgpt-image-may-24-2025-12-14-54-pm-6831483d34777c5bcd73a6f2.png?t=o&v=770)
Atmosfer di Stadion Diego Armando Maradona tak ubahnya opera klasik-dengan nada-nada tinggi, air mata, dan klimaks yang memabukkan. “Itu bukan pertandingan, itu puisi,” ujar jurnalis senior Gianni Riotta kepada Rai Sport.
Dua Gol, Dua Cerita tentang Karakter
Gol McTominay (42′)
Scott McTominay, pemain yang sempat terpinggirkan di Manchester United, menjadi pembuka jalan. Sepakan voli akrobatiknya bukan sekadar gol, tetapi pengingat bahwa ketekunan dan kerja keras bisa mengubah takdir. Dalam sebuah wawancara dengan Sky Italia, Conte berkata, “Scott is not only muscle. He is poetry in motion.”
Gol Lukaku (51′)
Romelu Lukaku kemudian menyegel kemenangan dengan aksi individu gemilang. Setelah musim lalu dihujat dan diragukan, malam itu ia kembali menjadi pahlawan. Gol itu bukan hanya statistik, tapi bentuk pengampunan publik Naples atas masa lalunya yang kontroversial di Serie A. Seorang penggemar di Twitter menulis:
“We hated him before. We adore him now. Football heals.”