PR Besar Garuda Muda Jelang Semifinal Piala AFF U23 2025

Jens Raven, striker Garuda Muda wajib lebih tajam di babak gugur Piala AFF U23. (KOMPAS.com/ANTONIUS ADITYA MAHENDRA)

Memuji secukupnya. Mengkritik sewajarnya.

Prinsip sederhana itu yang saya pegang ketika dulu menjadi pekerja di ‘pabrik koran’.  Plus kode etik yang menjadi pegangan. 

Bahwa dalam memproduksi tulisan, saya tidak mau terlalu memuji figur ataupun instansi sehingga seolah-olah sedang menjilat. 

Pun, ketika sedang mengkritisi, tidak perlu berlebihan seolah-olah tendensius. Apalagi kalau mengkritik karena ada udang di balik batu. Ada maunya.  

Sebab, ketika terlalu sering memuji, kita tidak tahu bagaimana memberi saran dan masukan ketika itu sebenarnya dibutuhkan. Sebaliknya, bila terlalu doyan mengkritik, kita akan lupa caranya mengapresiasi.

Padahal, pujian dan kritikan itu sejiwa. Sama-sama dibutuhkan selama dalam konteks konstruktif. Pujian untuk memotivasi agar semakin termotivasi jadi lebih baik. Kritikan untuk mengingatkan bahwa masih ada yang perlu diperbaiki. Tujuannya akhirnya sama.

Garuda Muda ke Semifinal dengan PR besar

Prinsip sederhana itupula yang ingin saya terapkan ketika mengomentari penampilan Timnas Indonesia U23 (selanjutnya saya tulis Indonesia U23) di Piala AFF U23 2025 di Jakarta.

Tadi malam, Indonesia U23 memastikan lolos ke semifinal Piala AFF U23 2025 setelah bermain imbang 0-0 melawan Malaysia di laga terakhir Grup A yang dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

Meski hanya bermain imbang, Garuda Muda tampil sebagai juara Grup A dengan perolehan 7 poin dari tiga match. Sementara Malaysia U23 tersingkir setelah hanya finish di peringkat 3 dengan 4 poin.

Namun, lolosnya Indonesia U23 ke babak semifinal, disertai dengan banyak catatan. Ada beberapa pekerjaan rumah (PR) besar yang harus diberesi sebelum main di semifinal Jumat, 25 Juli nanti.

Mari kita ulasa satu persatu, apa saja PR Garuda Muda yang harus diurai Pelatih Gerald Vanenburg dalam beberapa hari ke depan.

PR pertama tentu saja ketidakmampuan Indonesia U23 mencetak gol ke gawang Malaysia. 

Bagi yang belum tahu, ini merupakan kali kedua, Indonesia U23 tidak mampu mencetak. Ketika mengalahkan Filipina 1-0 pada match kedua, gol tunggal itu lahir karena bunuh diri lawan. Own goal.

Jatah gol Indonesia U23 seolah sudah langsung dihabiskan saat menghadapi Brunei di laga pertama. Arkhan Fikri dan kawan-kawannya tampil ganas dan menang 8-0. Tapi, ketika bersua, Filipina dan Malaysia, mereka kesulitan bikin gol.

Situasi ini sampai membuat Ketua Umum PSSI, Erick Thohir gregetan. 

Ketika ditanya wartawan perihal penilaiannya terhadap tiga pertandingan yang dilalui Garuda Muda, Erick Thohir mengaku cukup puas. Namun, ia menyoroti finishing yang menurutnya terburu-buru..

“Seperti yang saya bilang, 8-0 lawan Brunei, bukan menjadi ukuran yang maksimal. Di pertandingan Filipina dan Malaysia, itu yang harus terus ditingkatkan. Dan ternyata benar, pola permainan baik, finishing belum maksimal,” ujar Erick Thohir seperti dikutip dari Kompas.com..

Dalam bahasa yang lebih to the point, Erick Thohir seolah-olah ingin bilang,  jangan hanya bisa lawan Brunei. Karenanya, dia berharap para pemain Garuda Muda bisa membuktikan di babak gugur nanti.

“Kita harapkan di semifinal finishing-nya mulai ada. Kita beri kesempatan Jens sama Hokky untuk bisa perform ya,” tutur Erick.

Harus lebih tenang ketika menyerang dan diserang

PR kedua yang juga perlu dibenahi adalah ketenangan pemain di lapangan. 

Bukan hanya ketenangan ketika mendapatkan peluang mencetak gol seperti yan disampaikan Pak Erick. Tapi juga  ketenangan ketika menyerang maupun diserang.

Menyaksikan permainan Garuda Muda melawan Malaysia tadi malam, memang serasa agak berbeda dibandingkan ketika melawan Brunei dan Filipina. 

Indonesia U23 memang lebih menguasai permainan. Data statistik pertandingan mencatat, Garuda Muda unggul ball possesion alias penguasaan bola sebesar 69 persen berbanding 31 persen untuk Malaysia.

Garuda Muda juga lebih eksplosif dengan melepaskan 10 shots dengan 3 diantaranya on target. Sementara Malaysia U23  melakukan 10 shots tapi hanya 1 yang on target.

Hanya saja, pemain terlihat kurang tenang. Mungkin karena tensi tinggi melawan Malaysia yang serasa derbi, sehingga nuansanya jadi berbeda.

Faktanya, kita beberapa kali melihat pemain masih melakukan kesalahan dalam mengontrol bola sehingga bola lepas ataupun direbut oleh pemain lawan.

Kesalahan tersebut dipicu karena pola permainan Garuda Muda yang tidak lagi mengandalkan umpan satu dua cepat seperti ketika melawan Brunei maupun Filipina.

Malah, dalam beberapa momen, ada pemain asyik ‘menggoreng’ bola yang malah berakhir musproh.  Sia-sia. 

Okelah aksi individu itu bagian upaya untuk mendobrak ketatnya pertahanan lawan. Namun, bila gagal berulang, kesannya malah seolah unjuk kemampuan yang unfaedah bagi tim. 

Kalau kata rekan main bola saya di lapangan, ‘kalau kamu bukan Lionel Messi, nggak usah sok-sokan main individu’. 

Tidak adanya Arkhan Fikri yang dalam dua pertandingan menjadi pemain sentral dan sumber kreativitas di lini tengah sehingga mendapat pujian dari Gerald Vanenburg, juga menjadi pembeda. 

PR ketiga, ini masih berkaitan dengan poin kedua. Bagaimana ketenangan itu yang utama. Termasuk tenang untuk tidak melakukan pelanggaran yang bisa merugikan tim.

Tadi malam,  Garuda Muda banyak melakukan pelanggaran. Boleh jadi Kadek Arel dkk terbawa permainan Malaysia U23 yang sejak kikc-off memang memainkan pressing ketat yang tidak jarang berujung pelanggaran.

Melansir dari media sosial resmi Timnas Indonesia @timnasindonesia, data statistik pertandingan menunjukkan, Indonesia U23 melakukan 15 kali pelanggaran yang berujung pada 4 kartu kuning. 

Sementara pemain-pemain Malaysia U23 melakukan 11 kali pelanggaran dan berbuah 3 kartu kuning. 

Ini juga patut menjadi perhatian pelatih di babak gugur nanti. Bahwa, bilapun tensi pertandingan memanas, pemain harus tetap dingin alias tidak terpancing situasi.

Sebab, pelanggaran yang berbuah kartu kuning dan berpotensi menjadi kartu merah bila kembali terkena kartu kuning , tentu bisa merugikan tim. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.