
Silverstone, 25 Mei 2025. Tanggal itu akan tercatat dalam sejarah Aprilia. Di bawah langit Inggris yang seringkali tak menentu, sebuah kejutan manis terukir.
Marco Bezzecchi, dengan segala keahliannya, berhasil mengantarkan tim Aprilia meraih kemenangan utama pertama mereka musim ini. Sebuah pencapaian yang bukan hanya sekadar kemenangan, namun juga sebuah deklarasi tegas: RS-GP25 kini adalah motor pemenang.
Kemenangan Bezzecchi bukan hanya meredakan dahaga Aprilia akan podium tertinggi, tetapi juga mengirimkan pesan kuat kepada seluruh paddock MotoGP.
Terutama kepada satu nama: Jorge Martin. Ingat bagaimana Martin sempat digosipkan ingin hengkang karena menilai performa mesin Aprilia kurang kompetitif? Narasi itu kini seolah terhapus oleh raungan mesin RS-GP25 yang melesat di Silverstone.
Kemenangan ini terasa semakin manis mengingat kondisi Martin yang masih dalam masa pemulihan cedera. Absennya rider berusia 27 tahun itu, yang tadinya mungkin dianggap sebagai kerugian, justru dimanfaatkan dengan sangat baik oleh Aprilia.
Mereka memiliki waktu berharga untuk menyempurnakan motor, memastikan bahwa RS-GP25 benar-benar siap menjadi kuda besi penantang gelar.
Bos Aprilia, Massimo Rivola, tidak menyembunyikan optimismenya. “Kami, katakan saja, menunggunya,” ujar Rivola, dikutip dari Crash.
Pernyataan ini bukan sekadar basa-basi. Ini adalah janji. Janji bahwa ketika Martin kembali, dia akan disambut oleh motor terbaik yang siap untuk bertarung di barisan terdepan.
“Misi kami adalah untuk bisa memiliki motor sebaik mungkin, jadi ketika dia kembali, dia akan mendapati motor terbaik yang siap untuk menang. Hari ini kami membuktikan bahwa motornya bisa menang, kami harus lebih sering menang,” tambah Rivola.
Kata-kata Rivola mengandung bobot yang tak main-main. Kemenangan Bezzecchi adalah bukti nyata. Ini bukan lagi sekadar potensi atau janji kosong, melainkan kenyataan yang terpampang di sirkuit.
Aprilia telah membuktikan bahwa RS-GP25 memiliki kecepatan dan stabilitas untuk bersaing di puncak. Ini adalah pembalasan yang manis bagi semua keraguan yang pernah dilontarkan.
Lantas, bagaimana dengan Jorge Martin? Ketika ia kembali dari cederanya, ia tidak hanya akan berhadapan dengan motor yang terbukti kompetitif, tetapi juga dengan ekspektasi yang jauh lebih tinggi.
Tekanan untuk segera beradaptasi dan menunjukkan performa terbaik akan sangat besar. Bezzecchi telah menetapkan standar. Martin kini harus membuktikan bahwa ia adalah kepingan puzzle yang akan membuat Aprilia semakin tak terkalahkan.
Persaingan di MotoGP tidak pernah berhenti. Dengan Aprilia kini berada di posisi ketiga klasemen pabrikan dengan 93 poin, mereka telah menempatkan diri sebagai ancaman serius bagi tim-tim papan atas lainnya.
Balapan selanjutnya di MotoGP Aragon pada 6-8 Juni 2025 akan menjadi ujian berikutnya. Apakah Aprilia mampu mempertahankan momentum ini? Akankah kemenangan Silverstone menjadi titik balik permanen bagi mereka?