Timnas Futsal RI Hajar Jepang, Hector Souto Apresiasi Warisan Kensuke Takahashi

Timnas Futsal Indonesia menumbangkan Jepang dalam pertandingan pertama turnamen uji coba 4 Nations World Series 2025 di Jakarta International Velodrome, Kamis (30/1). Pelatih Timnas Futsal Indonesia, Hector Souto, menyanjung Kensuke Takahashi yang merupakan pelatih Jepang.

Sebelum melatih Jepang, Kensuke Takahashi cukup lama menjadi pelatih Indonesia. Tepatnya selama 2018–2021. Prestasinya di Piala AFF Futsal adalah membawa Indonesia raih peringkat ketiga pada 2018 dan runner-up pada 2019.

Meski begitu, Hector Souto merasa bahwa Takahashi telah memberikan warisan berharga bagi Timnas Futsal Indonesia yang hasilnya dituai pada masa kini. Sejumlah pemain yang berada di skuad Indonesia sekarang pernah dilatih oleh Takahashi.

“Pertama, laga ini merupakan penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan Kensuke di Indonesia selama 3 tahun,” ucap Souto usai laga kepada awak media.

“Saya pikir dia telah melakukan pekerjaan yang sangat baik, dan kami hanya mencoba untuk menunjukkan yang terbaik melawannya, karena dia merupakan pelatih bagi beberapa pemain kami. Saya pikir pada awalnya, Jepang lebih baik daripada kami,” lanjutnya.

Sejumlah pemain Timnas Futsal RI saat ini memang pernah masuk ke skuad besutan Kensuke Takahashi dulu. Evan Soumilena, Firman Adriansyah, Muhammad Albagir, Ardiansyah Nur, hingga Rio Pangestu adalah contoh pemain Timnas Futsal RI yang pernah merasakan era kepelatihan Takahashi.

Laga berjalan sengit. Gol kemenangan Timnas Futsal Indonesia dicetak oleh Samuel Eko saat babak kedua tersisa 11 menit.

Selanjutnya, Indonesia akan menghadapi Argentina pada Sabtu (1/2). Pada laga pertama, runner-up Piala Dunia Futsal 2024 itu menang 8-7 atas Arab Saudi.

Radja Nainggolan Sempat Masuk Penjara, Kini Sudah Kembali Tegar

Radja Nainggolan diperkenalkan sebagai pemain baru Bhayangkara FC di Jakarta, Senin (4/12/2023). Foto: Soni Insan Bagus/kumparan

Radja Nainggolan merasakan bermalam di penjara Kepolisian Belgia. Hal ini diterangkan oleh Chairman KSC Lokeren-Temse, Hans van Duysen.

Nainggolan ditangkap Kepolisian Belgia pada Senin (27/1) pagi waktu setempat karena diduga menyelundupkan narkoba. Setelah itu, ia tidak terbukti mengedarkan narkoba, tetapi dicurigai sebagai bagian dari organisasi kriminal, lalu dibebaskan bersyarat pada Selasa (28/1) malam waktu setempat atau Rabu (29/1) dini hari WIB.

Menurut Van Duysen, Nainggolan sempat merasakan masuk penjara. Namun, ia mengatakan bahwa kondisi pemain keturunan Indonesia itu sekarang baik-baik saja secara mental.

“Saya melihatnya tenang dan tangguh. Sel [penjara] itu bukan hotel, tetapi Radja Nainggolan menunjukkan kepribadian yang kuat. Saya melihat seorang pria dengan sikap positif dan sama sekali bukan orang yang patah semangat,” katanya dikutip dari HLN.

Van Duysen percaya hal buruk yang menimpa Nainggolan ini tidak akan terulang. Eks pemain Timnas Belgia itu sudah kembali berlatih pada Rabu (29/1) siang waktu setempat dan disambut baik oleh seluruh elemen klub.

“Saya tidak memiliki indikasi bahwa ini akan terjadi lagi. Penyelidikan akan memakan waktu, tetapi saya berharap tidak ada yang akan menghalangi. Dia pasti dapat berkonsentrasi pada sepak bola lagi. Saya melihat bahwa dia berkomitmen penuh untuk kembali bekerja,” tegasnya.

Sang pengacara, Mounir Souidi, menegaskan bahwa kliennya tidak terlibat perdagangan narkoba, melainkan dicurigai terlibat organisasi kriminal. Ini akibat Radja Nainggolan mengirimkan jumlah uang kepada kenalannya yang diduga bagian dari organisasi kriminal. Jadi secara tidak langsung, ia juga dicurigai tergabung di dalamnya.

Reputasi Radja Nainggolan Telanjur Rusak Meski Sudah Bebas Bersyarat

Radja Nainggolan ditangkap dan diperiksa polisi karena diduga terlibat kasus. Kini, ia telah bebas bersyarat. Pengacaranya, Mounir Souidi, mengungkapkan bahwa kini reputasi kliennya telah telanjur rusak.

Sejumlah media Belgia menyebut Nainggolan ditangkap pada Senin (27/1), tetapi ada juga yang menyebut ia menyerahkan diri. Sebelumnya, beredar kabar eks bintang Liga Italia itu terlibat perdagangan narkoba, lalu dijelaskan oleh Souidi bahwa Nainggolan dicurigai bagian dari organisasi kriminal jaringan Ashraf Sekkaki.

Nainggolan memang akhirnya dibebaskan bersyarat pada Rabu (29/1) dini hari WIB. Namun, Souidi tetap mengecam jaksa yang memimpin penyelidikan, dengan menuduhnya sengaja menjadikan penangkapan pemain 36 tahun itu sebagai pusat atensi media.

“Sangat sulit bahwa dia, sebagai orang terkenal, dikaitkan dengan perdagangan narkoba di semua surat kabar dan media. Kita dapat berbicara tentang kerusakan tertentu pada reputasinya,” kata Souidi dikutip dari Voetbal Nieuws.

“Saya bertanya-tanya apa yang terlintas dalam pikiran seorang jaksa yang baru saja ditunjuk untuk menandatangani surat pada Senin pagi dan dengan antusias mengumumkan dalam sebuah komunike bahwa seorang pemain sepak bola dengan inisial RN tampaknya telah ditangkap,” lanjutnya.

Radja Nainggolan sudah terbukti tak bersalah atas tuduhan perdagangan narkoba maupun bagian dari organisasi kriminal. Sekarang, Souidi mencari bagaimana memulihkan reputasi eks andalan Timnas Belgia itu.

Pada Rabu (29/1) dini hari WIB, Lokeren-Temse menjamu KAS. Eupen di Divisi 2 Liga Belgia. Eks gelandang Bhayangkara FC itu absen di laga tersebut karena masih diperiksa polisi lalu akhirnya dibebaskan bersyarat. Tak ada larangan baginya merumput kembali, hanya diminta hadir jika dipanggil untuk dimintai keterangan.

Souidi menegaskan bahwa kliennya tidak terlibat perdagangan narkoba, melainkan dicurigai terlibat organisasi kriminal. Ini akibat Radja Nainggolan mengirimkan jumlah uang kepada kenalannya yang diduga bagian dari organisasi kriminal. Jadi secara tidak langsung, ia juga dicurigai tergabung di dalamnya.

Hasil Uji Coba: Ada Gol Dianulir, Timnas U-20 Ditekuk Suriah

Image

Timnas U-20 kembali menelan kekalahan dalam laga kedua turnamen uji coba U-20 Challenge Series kontra Suriah di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Senin (27/1) malam WIB. ‘Garuda Muda’ kalah 0-2.

Adapun sebelumnya Timnas U-20 juga menuai kekalahan 0-1 dari saat menjamu Yordania di laga perdana. Perhelatan ini merupakan ajang persiapan bagi Timnas U-20 untuk Piala Asia Februari mendatang.

Starting XI Timnas U-20 vs Suriah: Ikram Al Giffari; Alharezzi Buffon, Kadek Arel, Ahmad Zidan; Mufli Hidayat, Toni Firmansyah, Adriano Manuri, Dony Tri Pamungkas; Jehan Pahlevi, Arkhan Kaka, Muhammad Ragil.

Timnas U-20 tampil menekan sejak awal pertandingan. ‘Garuda Muda‘ hampir saja buka keunggulan di laga baru menit ke-7’, andai saja tendangan Dony Tri Pamungkas tak membentur keras mistar gawang Suriah.

Timnas U-20 kecolongan di menit ke-28′. Striker Suriah, Majid Manaf, mampu tanduk bola ke gawang Timnas U-20 usai manfaatkan umpan silang dari sisi sayap kiri. ‘Garuda Muda’ tertinggal 0-1.

Timnas U-20 tertekan lepas tertinggal. Suriah tampil makin nyaman. Suriah bahkan kerap kali lepaskan tembakan keras manfaatkan sejumlah ruang kosong yang ditinggalkan penggawa ‘Garuda Muda’. Timnas U-20 banyak lakukan kesalahan di lini tengah, mereka juga gagal dalam manfaatkan sejumlah peluang emas di depan mata.

Keadaan tak kunjung berubah bagi Timnas U-20 hingga peluit panjang tanda berakhir pertandingan. ‘Garuda Muda’ tak bisa perkecil ataupun samakan ketertinggalan. Timnas U-20 kalah 0-2 dari Suriah.

Yoo Jae-hoon Siap Jika Ditawari Jadi Pelatih Kiper Timnas Era Patrick Kluivert

Yoo Jae-hoon

Shin Tae-yong sudah tidak lagi melatih Timnas Indonesia dan artinya para asisten pelatih asal Korea Selatan juga harus angkat kaki. Namun, Yoo Jae-hoon mengaku siap kapan saja jika dipercaya lagi oleh PSSI.

Yoo Jae-hoon tadinya bertugas sebagai pelatih kiper Timnas Indonesia di era kepelatihan Shin Tae-yong. Pria yang sebelumnya malang-melintang berkarier di klub Indonesia ini mengaku siap kembali bertugas jika dipercaya Ketum PSSI, Erick Thohir, untuk menjadi pelatih kiper ‘Garuda’ di era Patrick Kluivert.

“Sebagai pelatih kiper? Ya tergantung Pak Ketum saja deh,” kata Yoo saat ditemui awak media di Bandara Soekarno-Hatta di tengah momen kepulangan Shin Tae-yong ke Korsel.

“Saya selalu siap untuk membantu sepak bola Indonesia, karena saya sudah 16 tahu di sepak bola Indonesia, jadi tentu selalu siap,” tambah eks penjaga gawang Persipura itu.

Reaksi Keras Paul Munster dan Azrul Ananda Usai Persebaya Kalah 4 Kali Beruntun

Hasil buruk diraih Persebaya Surabaya saat melakoni pertandingan kontra Barito Putera di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (25/1) malam. Persebaya ditaklukkan Barito Putera 3 gol tanpa balas. Hasil ini sekaligus menjadi kekalahan keempat Persebaya secara beruntun setelah sebelumnya dibungkam Malut United, PSS Sleman, dan Bali United.

Dalam sesi konferensi pers setelah laga, pelatih Persebaya Paul Munster mengaku syok atas rentetan hasil buruk yang dialami timnya.

“Empat kekalahan beruntun ini tidak bisa diterima. Jujur, saya sangat syok. Sebab ini tidak seperti yang kami harapkan. Apalagi kami berada di posisi dua di klasemen,” ujar Munster.

Selanjutnya Persebaya akan bersiap menjamu Persita Tangerang di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada Jumat (31/1) mendatang. Munster menegaskan bahwa kemenangan dalam tersebut adalah harga mati.

“Kami harus memperbaiki mental, mencetak gol, dan mengembalikan kepercayaan diri. Sepak bola adalah tentang mencetak gol,” tegasnya.

Tak tinggal diam, CEO Persebaya Surabaya Azrul Ananda mengomentari rentetan hasil negatif yang diraih timnya.Menurut putra dari Dahlan Iskan itu, kekalahan Persebaya dari Barito Putera lebih dari sekadar mengecewakan.

“Kami sudah tidak lagi kecewa. Kami sudah pada level menahan kemarahan,” ungkap Azrul dalam unggahan akun Instagram official Persebaya, Sabtu (25/1) malam.

“Beberapa pemain yang seharusnya menjadi leader di tim ini performanya sangat mengecewakan. Malah seolah menjadi beban,” ungkapnya.

Azrul menilai para pemain terlalu terlena. Sehingga mereka seperti kehilangan ruh permainannya.“Mereka terlalu terlena. Tim ini seperti kehilangan soulnya,” tegas Azrul.PersebayaLiga 1Paul Munster

La Grande Indonesia Akan Temani Shin Tae-yong di Bandara untuk Pulang ke Korsel

Pelatih Shin Tae-yong pada pertandingan Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (10/9/2024). Foto: Subhan Zainuri/kumparan

Hal ini dituturkan oleh Presiden La Grande Indonesia, Unggul Indra. Ia mengatakan bahwa La Grande Indonesia ingin memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Shin Tae-yong.

Shin Tae-yong sudah diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih Timnas Indonesia pada Januari ini. Ia digantikan oleh pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert.

La Grande Indonesia akan menemani Shin Tae-yong di Bandara Soekarno-Hatta besok malam untuk pulang ke Korsel. Jumlah anggota yang akan datang belum bisa dipastikan. Tapi, yang pasti akan ada bentuk apresiasi kami untuk coach Shin besok di bandara,” kata Unggul kepada kumparan, Sabtu (25/1).

”Kami ingin mengucapkan terima kasih atas jasa Shin yang sudah berperan membangun sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Semoga Coach Shin sukses selalu ke depannya, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih atas jasa dan kerja keras Coach Shin,” lanjutnya.

”Coach Shin Tae-yong akan pulang ke Korea Selatan, kampung halamannya, pada 26 Januari 2025 pukul 21:50 dengan pesawat Korean Air. Terima kasih atas dedikasinya selama ini” kata Jeje di media sosial pribadinya.

Hasil Liga Europa: Gol Dramatis Bruno Fernandes Bantu MU Tekuk Rangers

Manchester United (MU) mengalahkan Rangers dalam Fase Liga Matchday 7 Liga Europa 2024/25 di Stadion Old Trafford, Jumat (24/1) dini hari WIB. Skor akhir 2-1.

MU mencetak gol lebih dulu lewat gol bunuh diri mantan kiper mereka, Jack Butland, di menit 52. Maksud hati ingin menjauhkan bola dari gawang dengan cara meninjunya, tetapi bola hasil tinjunya malah mengarah ke gawang Rangers.

Rangers menyamakan skor di menit 88. Buruknya antisipasi bola udara dari Harry Maguire membuat bola menjadi liar di kotak penalti MU, lalu Cyriel Dessers ada di posisi yang tepat untuk melepas sepakan akurat yang tak bisa dihalau oleh Altay Bayindir.

Duel Joshua Zirkzee dan Robin Propper saat Manchester United (MU) vs Rangers dalam Fase Liga Matchday 7 Liga Europa 2024/25 di Stadion Old Trafford, Jumat (24/1) dini hari WIB. Foto: Action Images via Reuters/Jason Cairnduff
Duel Joshua Zirkzee dan Robin Propper saat Manchester United (MU) vs Rangers dalam Fase Liga Matchday 7 Liga Europa 2024/25 di Stadion Old Trafford, Jumat (24/1) dini hari WIB. Foto: Action Images via Reuters/Jason Cairnduff

Namun, MU tetap bisa memaksakan kemenangan di menit 90+2. Menyambar umpan ke kotak penalti, Bruno Fernandes menendang bola masuk gawang Rangers.

Dengan kemenangan ini, MU membuka kans otomatis lolos ke babak 16 besar Liga Europa. Sebab sekarang, mereka berada di urutan 4 dengan 15 poin.

Atlet Azerbaijan Kelahiran RI Sempat Merasa Tertekan di Indonesia Masters 2025

Atlet Azerbaijan asal Indonesia, Keisha Fatimah Azzahra, usai bertanding oada Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (22/1). Foto: Azrumi El Ghazali/kumparan
Atlet Azerbaijan asal Indonesia, Keisha Fatimah Azzahra, usai bertanding oada Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu (22/1). Foto: Azrumi El Ghazali/kumparan

Atlet Azerbaijan asal Indonesia, Keisha Fatimah Azzahra, mengungkapkan bagaimana kesannya bermain dalam partai Indonesia Masters 2025 di Istora Senayan, Jakarta. Ia mengaku dirinya sempat merasa tertekan.

Keisha sudah bertanding dua kali di Indonesia Masters 2025. Pertama, atlet kelahiran Pekanbaru itu mengalahkan wakil Indonesia, Ruzana, dengan skor 21-17, 16-21, dan 21-19 pada babak kualifikasi.

Namun, Keisha tak mampu melaju lebih jauh dari babak 32 besar. Sebab, ia takluk 17-21 dan 12-21 dari Pornpawee Chochuwong asal Thailand pada Rabu (22/1). Atlet 21 tahun itu mengaku sempat merasa tertekan bermain di Indonesia Masters.

“Ya ini pertama kali saya main di Indonesia Masters, tapi bawa negara lain, rasanya senang main di negara sendiri walaupun bawa negara lain, sedikit pressure di sini, penontonnya Indonesia juga kan, juga kemarin lawan Indonesia [menang] pakai nama Azerbaijan,” ucap Keisha usai bertanding.

Pemain Azerbaijan Keisha Fatimah Azzahra melakukan pukulan ke arah pemain Inggris Kirsty Gilmour dalam pertandingan penyisihan grup bulu tangkis tunggal putri di Olimpiade Paris 2024 di Porte de la Chapelle Arena di Paris (29/7/2024). Foto: David Gray/AFP
Pemain Azerbaijan Keisha Fatimah Azzahra melakukan pukulan ke arah pemain Inggris Kirsty Gilmour dalam pertandingan penyisihan grup bulu tangkis tunggal putri di Olimpiade Paris 2024 di Porte de la Chapelle Arena di Paris (29/7/2024). Foto: David Gray/AFP

Ahsan/Hendra Rencana Buka Bisnis Bersama Usai Putuskan Pensiun

Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, berencana untuk membuka bisnis bersama usai keduanya sepakat untuk pensiun dari dunia bulu tangkis. Namun mereka menyebut bahwa bisnisnya nanti tak akan jauh dari dunia yang telah besarkan namanya tersebut.

Ahsan/Hendra petik kemenangan perdana saat lawan pasangan Taiwan, Chiang Chien-Wei/Wu Hsuan-Yi, dalam babak 32 besar Indonesia Masters di Istora Senayan, Selasa (21/1). Mereka tekuk dua set lawannya, 21-19, 22-20. Adapun Indonesia Masters juga akan jadi turnamen terakhir bagi The Daddies.

Ahsan/Hendra mengatakan, bahwa mereka akan pilih fokus untuk melayani keluarga masing-masing usai pensiun. Keduanya juga berencana untuk membangun bisnis bersama, yakni membuat sarana GOR bulu tangkis di kawasan BSD.

“Sama [dengan Hendra], jadi antara anak sekolah, antar kue juga sekarang. Nanti saya dan Ko Hendra ke depannya mau buka lapangan bulu tangkis bersama di BSD,” ujar Ahsan usai laga.

Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, beraksi di babak 32 besar Malaysia Open 2024 yang digelar di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu (10/1). Foto: Dok. PBSI
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, beraksi di babak 32 besar Malaysia Open 2024 yang digelar di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu (10/1). Foto: Dok. PBSI

Di sisi lain, The Daddies merasa Indonesia Masters akan tinggalkan kesan tersediri bagi mereka, sebab inilah tempat mereka mengakhiri kariernya di dunia bulu tangkis. Ahsan/Hendra juga mengungkap mengapa keduanya sepakat untuk gantung raket. Ada alasan performa di sana.

“Kalau perasaannya sih, pasti senang bisa bertanding di sini lagi tapi sedih juga karena ini terakhir buat kita. Kita tidak akan merasakan bertanding di Istora lagi apalagi Istora vibes-nya luar biasa. Kedua, pertama dari saya umur saya sudah 40 jadi itu juga sudah cukup buat saya, lalu hasil tahuin lalu sudah jelek-jelek. Jadi kita istilahnya tanggung jawab ke sponsor,” tambah Hendra.

“Senang gembira bisa bertanding terakhir di sini, ini rumah kami sendiri makanya alhamdulillah kami dikasih game, keluarga bisa diboyong, mereka merasakan terakhir dampingin saya dan Ko Hen di turnamen. Untuk mutusin [pensiun], memang kondisi tidak bisa dilawan lagi, kondisi badan, kondisi fisik. kami juga sudah cukup puas bermain bulu tangkis jadi ini udah saatnya untuk kami selesai,” tutup Ahsan.