Christophe Galtier tengah berhadapan dengan tantangan besar sebagai bos baru PSG. Dia pun dituntut untuk bisa membuktikan diri sebagai pelatih yang tepat dalam membimbing tim milik juara Prancis itu.
Musim panas yang memang menandai era baru bagi PSG. Ada pun beberapa perubahan besar timnya sedang diproses, termasuk terkait pergantian pelatih.
PSG yang tak lagi mengizinkan para pemain berulah ketika di luar lapangan. Ada banyak bintang tim, tentu akan melukan upaya ekstra dalam mengontrol dan menyatukan ruang ganti.
Diketahui dalam sepekan terakhir PSG telah menghadapi sejumlah pertandingan pramusim di Jepang, menghadapi beberapa tim lokal. Lantas, apa akan didapatkan Galtier dari laga-laga itu?
Gak bisa santai
Menurut Galtier dengan pramusim di Jepang akan sangat membantu timnya untuk bisa mencapai level yang lebih tinggi lebih cepat. Pasalnya, pada pramusim yang berjalan cukup intens adapun dipenuhi suporter.
“Meskipun persiapan kami cukup singkat, meskipun kami harus menempuh perjalanan jauh, fakta bahwa kami sdah memainkan tiga pertandingan di hadapan penonton telah memaksa kami meningkatkan level fisik kami,” kata Galtier.
“Kami masih punya satu pekan sebelum pertandingan itu [supercup Prancis lawan Nantes], kami masih harus memperbaiki ritme dan intensitas kami.”
“Kami harus memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki, tapi juga harus terus coba melengkapi satu sama lain,” imbuhnya.
Pertahankan DNA
Galtier dapat diharapkan untuk bisa memberikan sentuhan yang berbeda dari Pochettino, khususnya soal menyatukan tim dan gaya main di lapangan. Namun, sejauh ini dia pun menegaskan pentingnya mempertahankan DNA.
“Kami memang tidak mau kebobolan atau membiarkan lawan menciptakan banyak peluang,” sambung Galtier.
“Namun, DNA pemain saya adalah untuk bermain, mengambil risiko, menyerang, dan mencetak banyak gol, kami tidak boleh coba mengubah itu.”
Masalah di lini belakang
Galtier yang juga menekankan bahwa timnya harus bisa mempetahankan gaya main ofensif, bahwa DNA PSG yang bisa untuk menyerang. Akan tetapi, dia pun mengakui ada masalah pada lini belakang.
“Kami harus bermain lebih rapi dan lebih terstruktur. Sejauh ini kami masih berantakan, timing keliru, kami sulit bergerak. Ini harus diperbaiki,” tutup Galtier.