Kebangkitan “Raksasa” Nottingham Forest

Nottingham Forest — salah satu klub legendaris Inggris yang pernah merajai Eropa di era 1970-an — kini kembali mencuri perhatian publik sepak bola setelah berhasil masuk empat besar klasemen Liga Inggris pada Januari 2025.

Kebangkitan Forest ini bukanlah kebetulan belaka, melainkan hasil dari perencanaan strategis klub, kualitas individu pemain, serta kepemimpinan tim yang solid.

Setelah puluhan tahun terjebak dalam bayang-bayang kejayaan masa lalu, Nottingham Forest kini menunjukkan potensi sebagai kekuatan baru di Premier League. Keberhasilan ini tidak lepas dari investasi strategis klub, kebijakan perekrutan pemain, dan manajemen yang solid.

Klub Forest memadukan pemain muda berbakat dengan pemain berpengalaman, menghasilkan dinamika baru yang menghasilkan performa impresif di lapangan.

Transformasi Nottingham Forest dimulai dari keberanian klub mendatangkan pemain-pemain berkualitas. Selain itu, peran pelatih dalam mengintegrasikan berbagai gaya permainan dan memaksimalkan potensi pemain menjadi kunci penting keberhasilan mereka. Kombinasi strategi modern dan semangat kolektif mengubah Nottingham Forest menjadi tim yang sulit dikalahkan.

Keberhasilan Nottingham Forest tidak dapat dipisahkan dari kontribusi para pemain. Skuad yang seimbang di semua lini menjadi faktor utama mereka bertahan di empat besar klasemen Liga Inggris.

Nottingham Forest membangun identitas tim yang kokoh, dimulai dari lini belakang mereka, yang sampai tanggal 18 Januari 2025 hanya kebobolan 20 gol dari 21 pertandingan. Morato, bek tengah asal Brasil, menjadi tembok pertahanan dengan dominasi duel udara dan tekel bersih yang membuat lawan berpikir dua kali untuk menyerang.

Di sisinya, Willy Boly, bek veteran asal Pantai Gading, membawa ketenangan di bawah tekanan, memberikan kepercayaan diri bagi seluruh lini pertahanan. Sementara itu, Neco Williams, full-back dinamis dari Wales, menjadi senjata ganda dengan kemampuan bertahan solid sekaligus menyokong serangan lewat sayap.

Tak Terima Gol Dianulir, Persibo Rencana Bawa Kasus Laga Lawan Deltras ke FIFA

Logo FIFA di markas besarnya di Zurich, Swiss. Foto: Reuters/Arnd Wiegmann

Persibo Bojonegoro terang-terangan tak puas dengan keputusan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dan Komdis PSSI yang menjatuhkan sanksi buntut kontroversi saat melawan Deltras Sidoarjo. Mereka pun berencana untuk membawa kasus ini ke FIFA jika banding tak digubris.

Komdis PSSI dan PT LIB sepakat untuk menganulir gol Persibo saat melawan Deltras dalam pekan lanjutan grup Liga 2 di Gelora Delta Sidoarjo, Sabtu (11/1) lalu. Laga pun harus kembali diulang dengan dua menit tersisa, sehingga Persibo bakal melanjutkan pertandingan dengan keadaan tertinggal kembali 0-1.

Sebelumnya, laga panas itu berakhir ricuh. Bermula dari para pemain Deltras yang lakukan protes keras sebab tak terima gol Persibo dari indirect free kick, mereka anggap hal itu tak sah. Skor pun jadi berubah 1-1. Laga pun dihentikan, sebab situasi amat chaos. Pertandingan terhenti di menit ke-90+4.

Presiden Persibo, Deddy Adrianto Wibowo, terang-terangan tak puas dengan keputusan Komdis PSSI dan PT LIB yang jatuhkan sanksi kepada pihaknya buntut laga tersebut. Mereka sudah ajukan banding, namun jika tak digubris, mereka bakal menggandeng sejumlah pengacara dan ajukan kasus ini kepada FIFA.

“Terkait langkah-langkah ke depan, kami sudah menghubungi beberapa calon pengacara, baik dari luar maupun dalam negeri, untuk mendampingi kami. Kami akan ajukan hal ini ke ranah yang lebih tinggi, kami pertimbangkan untuk maju ke FIFA,” ujar Deddy kepada pewarta di Jakarta, Kamis (16/1).

Presiden Persibo Bojonegoro, Deddy Adrianto Wibowo, saat jumpa pers di kawasan Jakarta, Kamis (16/1/2025). Foto: Azrumi El Ghazali/kumparan
Presiden Persibo Bojonegoro, Deddy Adrianto Wibowo, saat jumpa pers di kawasan Jakarta, Kamis (16/1/2025). Foto: Azrumi El Ghazali/kumparan

Deddy juga heran dengan satu keputuan lainnya, yakni soal laga tunda sisa menit tersebut. Bagi Persibo ini tak masuk akal, karena kini sejumlah pemainnya alami luka berat sebab kekisruhan yang terjadi saat laga itu. Bahkan, para pemain yang terdampak hal itu kini belum beranjak dari rumah sakit.

“Sebagaimana disebut dalam surat PT LIB, hal ini menurut kami tidak logika. Kemarin setelah semua bisa melihat di media sosial, pemain-pemain kami kondisinya buruk. Tak bisa kami melanjutkan laga seperti ini, sungguh aneh. Sudah pemain kami seperti ini harus melanjutkan pertandingan juga,” tegasnya.

Para pemain Deltras dan Persibo beradu pukul hingga ruang ganti. Kelima permain Persibo yakni Osas Saha, Otavio Dutra, Diandra Diaz, Ferry Pahabol, dan Bryen Fondaag kini tengah menjalani perawatan intensif karena luka di kepala.

Adapun laga tunda sisa menit antara Persibo vs Deltras rencananya bakal tergelar di Stadion Sasana Krida AU, Yogyakarta, Sabtu (18/1). Sampai saat ini, PT LIB belum merespons banding Persibo.

Foto: Berdiri Megah Stadion Berstandar FIFA ke-2 di Palembang, Sumatera Selatan

Image

Rehabilitasi dan renovasi Stadion Bumi Sriwijaya yang dimulai sejak 19 Desember 2023 dengan dana APBN sebesar Rp64,19 miliar tersebut telah rampung dan siap digunakan kembali.

Setelah renovasi Stadion Bumi Sriwijaya itu meningkatkan kapasitas penonton dari 6.000 menjadi 6.400 kursi tunggal sekaligus menjadikan Kota Palembang sebagai kota yang memiliki dua stadion langsung berstandar FIFA selain Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring.

Alex Pastoor & Denny Landzaat Mulai Kerja, Analisis Laga Kualifikasi Piala Dunia

Timnas Indonesia akan menghadapi laga lanjutan Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia pada 2 bulan mendatang. Denny Landzaat dan Alex Pastoor yang menjadi asisten pelatih ‘Garuda’ di bawah arahan Patrick Kluivert mulai bekerja.

Pada Selasa (14/1), Denny Landzaat dan Alex Pastoor mengunggah foto mereka sedang menganalisis laga Kualifikasi Piala Dunia. Landzaat menonton ulang laga Australia vs Arab Saudi dan Pastoor menganalisis laga Arab Saudi vs Indonesia.Adapun pada Maret nanti, Timnas Indonesia akan melawan Australia di Sydney pada 20 Maret dan bakal menjamu Bahrain di Jakarta pada 25 Maret. Landzaat dan Pastoor diharapkan bisa membantu Kluivert dalam meramu strategi ciamik.Selain dibantu Landzaat dan Pastoor, Kluivert juga akan dibantu oleh Quentin Jakoba. Eks bek Timnas Curacao itu bakal menjadi pelatih fisik Timnas Indonesia.

Kolase foto Denny Landzaat (kiri) dan Alex Pastoor (kanan). Foto: Reuters

Kluivert pernah menjelaskan alasan memilih Pastoor dan Landzaat sebagai asisten pelatih di Timnas Indonesia. Eks pemain Barcelona itu menyebut punya kedekatan dengan Pastoor dan Landzaat.

“Alex Pastoor dan saya pernah bersama di Kursus Pelatihan Sepak Bola Profesional, dan dia punya rekam jejak hebat di Almere City,” ucap Kluivert dikutip De Telegraaf.“Sementara Denny adalah teman lama saya sejak di Ajax. Dia memahami budaya Indonesia. Hal ini penting untuk membangun chemistry dengan tim,” tambahnya.Dan sebenarnya, masih akan ada beberapa staf pelatih lagi yang akan direkrut PSSI. Erick Thohir selaku Ketum PSSI juga sudah buka suara. Susunan lengkapnya akan segera diumumkan.

Alex Pastoor, nanti Februari datang karena memang tanda tangannya kemarin setelah dengan Coach Patrick. [Dalam] 1-2 hari ini saya juga sudah tanda tangan tambahan, ada performance coach, dan pelatih goalkeeper. Nanti biar Coach Patrick yang umumkan, bukan saya. Kita juga nanti ada video analis,” terang Erick di Kantor Kemenpora, Selasa (14/1).

“Untuk proses perekrutan pelatih lokal sesuai kesepakatan melalui interview, nanti kita kasih slot ada 2, nanti tentu kita akan bikin database dan kami serahkan. Tapi seleksi langsung oleh Coach Patrick. Jadi PSSI hanya menyodorkan nama, mungkin ada 10 nama, lalu nanti dipilih Coach Patrick. Jadi jangan percaya yang beredar di medsos,” tambahnya.

Jairo Riedewald Akan Dinaturalisasi Meski Sudah Bela Belanda, Begini Aturan FIFA

Jairo Riedewald. Foto: STR/AFP

PSSI memastikan akan mengusahakan naturalisasi Jairo Riedewald agar bisa membela Timnas Indonesia. Padahal, Jairo Riedewald pernah memperkuat Timnas Belanda, tetapi kenapa ia punya kans masuk skuad ‘Garuda’?

Riedewald mengoleksi 3 caps Timnas Belanda senior. Seluruh pertandingan yang dilakoninya bersama De Oranje terjadi pada 2015.Dalam Statuta FIFA, dijelaskan bahwa pemain yang berpindah kewarganegaraan bisa membela timnas negara barunya asalkan tidak pernah diturunkan lebih dari tiga kali di laga internasional Level A baik dalam kompetisi resmi atau non-resmi. Lalu, setidaknya 3 tahun telah berlalu sejak diturunkan dalam laga terakhirnya di internasional Level A baik dalam kompetisi resmi atau non-resmi.Kemudian, pemain juga tidak pernah berpartisipasi dalam jenis sepak bola apa pun di laga internasional Level A dalam turnamen final Piala Dunia FIFA atau turnamen final kompetisi konfederasi, seperti Piala Eropa. Riedewald memenuhi 3 persyaratan ini.

Adapun 3 laga yang dilakoni bersama Timnas Belanda senior pada 2015 adalah laga-laga Kualifikasi Piala Eropa 2016. Ia turun saat Belanda melawan Turki, Kazakhstan, dan Ceko.

Jairo Riedewald juga waktu itu membela Belanda di usia 19 tahun. Aturan lain dalam Statuta FIFA pun membolehkan pemain berpindah asosiasi jika saat membela negara lamanya masih berusia di bawah 21 tahun.Jadi, dengan segala aturan di atas, Riedewald tetap bisa membela Timnas Indonesia. Ketum PSSI, Erick Thohir, membenarkan kabar naturalisasi pemain Royal Antwerp itu.“Yang disampaikan bahwa salah satu pemain ketika diumumkan Coach Patrick bergabung, salah satu pemain yang respons itu Jairo Riedewald, tetap kan proses,” ucap Erick kepada wartawan di Kantor Kemenpora, Senin (13/1).

“Kalau Ole Romeny sendiri kan memang sudah cek kesehatan, sudah ke kedutaan besar, tinggal mengambil sumpah. Kalau Jairo masih proses,” tambahnya.Jairo Riedewald kini membela Royal Antwerp di Liga Belanda. Sebelumnya, gelandang bertahan berusia 28 tahun ini pernah memperkuat Ajax Amsterdam (2013–2017) dan Crystal Palace (2017–2024).

Shin Tae Yong: Sekumpulan Puisi Monumental Timnas Indonesia

Saat kau, Shin Tae Yong, datang pada 28 Desember 2019, ada bayangan Luis Milla. PSSI lebih memilihmu ketimbangnya karena janjimu lebih kuat untuk Timnas Indonesia.
Aku jadi teringat Sutardji Calzoum Bachri. Si pemilik julukan Presiden Penyair Indonesia ini punya sajak berjudul ‘AH’. Salah satu baitnya seperti suasana kebatinan Timnas saat itu.

“aku telah mengecup luka
aku telah membelai aduhai!
aku telah tiarap harap
aku telah mencium aum!
aku telah dipukau au!”

Begitulah kira-kira kondisi hatiku dan pencinta Timnas Indonesia. Dari tahun ke tahun, dari laga ke laga, lebih banyak kecewanya. Sampai-sampai, harapan hampir padam.

Debutmu di Timnas Indonesia terjadi dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Hancur. Dari lima laga, termasuk uji coba, empat kali kalah. Tanpa menang; sekali imbang.

Setelah menonton kekalahan 0-5 dari Uni Emirat Arab, kuambil kumpulan puisi Joko Pinurbo. Kubaca syair berjudul ‘Cita-Cita’. Kok, rasanya ini jadi semacam doa di kala duka.

“Setelah punya rumah, apa cita-citamu?
Kecil saja: ingin sampai rumah
saat senja supaya saya dan senja sempat
minum teh bersama di depan jendela.”

Alhamdulillah, setelah itu Garuda jadi menangan. Skuad muda racikanmu mulai bertuah. Kendati main pragmatis, sampai-sampai parkir bus, ada secercah asa akan masa jaya.

Dari media sosial kubaca, warganet mulai jatuh cinta. Caramu menata mentalitas mengemuka. Rasa-rasanya aku seperti sedang membaca puisi Sapardi Djoko Damono: Aku Ingin.

“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu”

Dan, tahun 2022, aura tim Merah Putih menyala-nyala. Dari 12 pertandingan hanya sekali kalah. Manisnya, Indonesia lolos ke Piala Asia 2023 setelah absen di tiga edisi beruntun.

Pada 2022 pula sebuah penetrasi agresif dilakukan PSSI atas pintamu: naturalisasi. Jordi Amat jadi pemain pertama yang didiasporakan. Ini naturalisasi jilid ketiga.

Pada sastrawan D Zawawi Imron aku mencoba mencari padanan kata. Akhirnya kutemukan sajak berjudul ‘Ibu’ sebagai pembenaran atas nasionalisasi pemain keturunan.

“kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir”

Pada Februari 2023, Erick Thohir Jadi Ketua Umum PSSI. Ia menggantikan Mochamad Iriawan atau Iwan Bule yang mundur setelah sadar ada etika akibat kelalaian Tragedi Kanjuruhan.

Gebrakan dilakukan. Argentina sang juara Piala Dunia 2022 didatangkan. Ah, tanpa Lionel Messi. Sejurus itu, gerakan naturalisasi semakin tinggi. Ada ambisi dari si menteri.

Sebetulnya, kontrakmu habis per Desember 2023. Namun, karena ada Piala Asia 2023 di 2024 dan Piala Asia U-23 2024, kontrakmu ditambah enam bulan. Jika mencapai target, diperpanjang.

Tercapai. Indonesia kau bawa ke babak 16 besar Piala Asia untuk pertama kalinya. Indonesia juga mencipta sejarah sebagai debutan yang melaju ke semifinal Piala Asia U-23.

Aku jadi teringat WS Rendra. Dalam sajak pendek berjudul ‘Pahatan’, bait puitis Si Burung Merak seperti senada dengan tonggak baru yang dicapai Timnas Indonesia.

“Di bawah pohon sawo
di atas bangku panjang
di bawah langit biru
di atas bumi kelabu
-Istirahlah dua buah hati rindu.”

Mau tak mau PSSI terpaksa memperpanjang kontrakmu. Cinta yang besar itu, rasa sayang yang diteriakkan di tribune stadion, belum bisa dibalas dengan tuba.

Sampai, telegram burung itu tiba. Kabarnya, setelah laga melawan Bahrain ada sengketa. Antara pemain dan kau. Itu biasa dalam sepak bola. Di belahan dunia lainnya juga sama.

Itu mengapa permainan melawan China kacau balau. Seenak udel. Sesuka jidat. Gejala-gejalanya pun masih terasa saat dibantai Jepang, sebelum akhirnya menang lawan Arab.

Aku teringat KH Mustofa Bisri atau Gus Mus. Pada salah satu puisi renungan sang kyai aku menemukan banyak persamaan. Judul puisi itu, Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat.

“Kalau kau sibuk bertikai saja
Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian?
Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja
Kapan kau akan menyadari sia-sianya?”

Terakhir, ada Piala AFF 2024. Kau dan PSSI sepakat mengirim pemain U-22 dalam ajang dwitahunan pemain senior ini. Kau sepakat, karena itu rotasi selalu kau lakukan.

Nahas, Indonesia gagal menembus babak grup. Ada yang merasa wajar, banyak juga yang kecewa. Itu namanya dinamika. Namun ada orkestrasi dari kegagalan ini.

Ketika huru-hara menggelora di media sosial selepas Piala AFF 2024, aku teringat Widji Thukul: Peringatan. Ribut publik dan PSSI seperti bait-bait si penyair hilang.

“Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam”

Benar saja, evaluasi PSSI yang disangsikan suporter Garuda akhirnya tiba. Tepat pada 6 Januari 2025, dalam usia lima tahun 10 hari di Timnas Indonesia, kau resmi dipecat.

Kubayangkan, saat kau didatangi Sumardji pada Senin pagi dengan surat pemecatan, api hatimu redup. Imajinasiku, kau sontak membaca Chairil Anwar: Aku Binatang Jalang.

“Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang”

Wahai Shin Tae Yong, jika suatu saat nanti PSSI memintamu kembali ke Timnas Indonesia, tolaklah. Datanglah ke Negeri ini sebagai saudara dengan golden visa. Terima kasih.

Jakarta, 12 Januari 2025

Jadwal Peluncuran Tim MotoGP 2025: VR46 di Jakarta, Yamaha di Malaysia

Pertamina Enduro VR46 meluncurkan tim di Jakarta, sedangkan Yamaha dan Pramac Racing memperkenalkan tim di Kuala Lumpur, Malaysia.

Pertamina Enduro VR46 mengumumkan akan meluncurkan tim MotoGP 2025 di Jakarta pada Sabtu (25/1) mendatang. Berikut jadwal launching tim MotoGP 2025.
Pemberitahuan itu disampaikan langsung VR46 melalui unggahan di Instagram. Dua pembalap VR46, Fabio Di Giannantonio dan Franco Morbidelli bakal hadir dalam peluncuran tersebut.

Disusul dengan tim pabrikan Aprilia yang memiliki dua pembalap baru: Jorge Martin serta Marco Bezzecchi. Akan tetapi, Aprilia belum mengumumkan detail tentang peluncuran pada 16 Januari tersebut.

Giliran tim satelit Ducati, Gresini Racing, meluncurkan tim pada Sabtu (18/1). Duet Alex Marquez dengan Fermin Aldeguer ini akan diluncurkan di Sirkuit Imola, Italia.

Tim pabrikan Ducati yang memiliki kombinasi Francesco Bagnaia dan Marc Marquez akan diluncurkan pada Senin (20/1) di Italia, tepatnya di Maddona di Campiglio.

Tim pabrikan Yamaha dan satelitnya, Pramac Racing, meluncurkan tim pada tanggal yang sama, 31 Januari. Lokasi peluncuran tim itu juga serupa, yakni di Kuala Lumpur, Malaysia.

Tim pabrikan Honda meluncurkan tim pada 1 Februari. Sementara LCR Honda meluncurkan tim pada 8 Februari di Bangkok, Thailand.

MotoGP 2025 akan dimulai pada 2 Maret dengan MotoGP Thailand 2025 di Sirkuit Buriram jadi pembuka.

5 Pemain yang Pernah Membela Arsenal dan Manchester United

Pertemuan antara Arsenal dan Manchester United di babak ketiga Emirates FA Cup menjadi momen yang dinantikan. Selain rivalitas kedua tim, laga ini juga membawa memori tentang pemain-pemain yang pernah membela kedua klub tersebut di era Premier League.

Beberapa nama besar yang telah mengenakan seragam kedua klub mencerminkan kualitas dan sejarah panjang yang dimiliki oleh Arsenal dan Manchester United. Pemain-pemain ini tidak hanya menjadi bagian penting dari tim, tetapi juga meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah sepak bola Inggris.

Duel Arsenal vs Manchester United akan berlangsung pada Minggu (12/1/2025) di Stadion Emirates pada pukul 22.00 WIB. Pemain yang pernah bermain untuk kedua klub sering kali menjadi sorotan karena pengaruh mereka dalam pertandingan besar seperti ini.

Melalui pertemuan ini, para penggemar memiliki kesempatan untuk melihat kembali rivalitas klasik sekaligus mengenang kontribusi pemain-pemain yang pernah membela kedua tim. Sejarah mereka menjadi bagian penting dari cerita yang membuat laga Arsenal vs Manchester United selalu menarik.

Berikut ini lima pemain yang pernah membela Arsenal dan Manchester United pada era Premier League.

1. Mikael Silvestre

Pemain pertama yang melakukan perpindahan antara Manchester United dan Arsenal di era Premier League adalah Mikael Silvestre. Bek asal Prancis itu bergabung dari Inter Milan pada 1999 dan mencatatkan lebih dari 300 penampilan selama sembilan tahun di Old Trafford.

Selama periode tersebut, Silvestre membantu Manchester United memenangkan empat gelar Premier League dan Liga Champions pada 2008. Ia juga meraih FA Cup pada 2004, di mana ia mencetak gol dalam perjalanan melawan Northampton Town.

Pada musim panas 2008, Silvestre pindah ke Arsenal. Di Emirates Stadium, ia mencatatkan 43 penampilan sebelum mengakhiri kariernya di klub tersebut.

2. Danny Welbeck

Danny Welbeck adalah lulusan akademi Manchester United. Striker ini memukau para pendukung Old Trafford sebagai remaja dengan gol spektakuler dari jarak 30 yard pada debutnya di tahun 2008 melawan Stoke City.

Sebagai pemenang penghargaan Jimmy Murphy Player of the Year, Welbeck mencetak gol-gol berkesan, termasuk di Etihad Stadium dan Santiago Bernabeu. Ia juga berkontribusi dalam meraih gelar terakhir United pada musim 2012/2013.

Setelah pindah mengejutkan ke Emirates Stadium, Welbeck menambah dua medali juara FA Cup ke daftar koleksinya. Kini, ia tetap tampil konsisten bersama Brighton & Hove Albion.

3. Henrikh Mkhitaryan

Henrikh Mkhitaryan adalah bagian dari pertukaran pemain yang terkenal antara Manchester United dan Arsenal. Gelandang asal Armenia ini awalnya membela Setan Merah pada 2016.

Dia mencetak beberapa gol spektakuler, termasuk tendangan kalajengking melawan Sunderland pada 2016. Gol itu membuatnya meraih penghargaan Premier League Goal of the Month Desember.

Mkhitaryan juga berperan besar dalam kemenangan Liga Europa melawan Ajax pada 2017. Ia pindah ke Arsenal pada Januari 2018 setelah ditukar dengan Alexis Sanchez.

4. Alexis Sanchez

Alexis Sanchez menjadi bagian dari pertukaran pemain tak terduga pada Januari 2018. Winger asal Chile tersebut pindah ke Manchester United setelah menjadi bintang di Arsenal.

Sanchez menciptakan momen besar, termasuk dua assist saat comeback melawan Manchester City. Ia juga mencetak gol sundulan melawan Tottenham di semifinal FA Cup 2018.

Setelah gagal bersinar di Old Trafford, Sanchez banyak menghabiskan waktunya di Serie A. Ia sekarang bermain bersama mantan klubnya Udinese setelah sebelumnya membela Inter Milan.

5. Robin van Persie

Transfer Robin van Persie antara Arsenal dan Manchester United mungkin yang paling kontroversial. Penyerang tajam ini meminta untuk pindah dari Arsenal pada 2012 setelah tampil sebagai bintang utama di London.

Van Persie hampir bergabung dengan Manchester City, namun Sir Alex Ferguson berhasil mencapai kesepakatan dengan Arsene Wenger. Kesepakatan itu akhirnya memuaskan semua pihak yang terlibat.

Van Persie langsung tampil impresif dan membentuk pasangan hebat dengan Wayne Rooney. Keduanya mencetak 46 gol, membantu meraih gelar Premier League ke-13, dengan hat-tricknya melawan Aston Villa memastikan kemenangan.

Kata Raphael Maitimo soal Penunjukan Patrick Kluivert jadi Pelatih Timnas Indonesia, Bilang Begini

Timnas Indonesia kini memiliki pelatih kepala yang baru. Pada Rabu (8-1-2025), PSSI mengumumkan bahwa Patrick Kluivert telah ditunjuk untuk menggantikan Shin Tae-yong, yang dipecat tiga hari sebelumnya. Kehadiran Patrick Kluivert sebagai pelatih baru tim Garuda menarik perhatian banyak pihak, termasuk mantan gelandang Timnas Indonesia, Raphael Maitimo. Ia memberikan tanggapan yang positif terhadap keputusan tersebut.

Menurut Maitimo, pemilihan pelatih asal Belanda ini akan mempermudah terbangunnya chemistry antarpemain. Hal ini disebabkan karena saat ini, banyak pemain di skuad Garuda yang memiliki latar belakang keturunan Belanda.

“Saya paham PSSI pilih pelatih asal Belanda karena semua pemain-pemain asal Belanda, jadi chemistry mungkin lebih bagus,” ungkap Maitimo kepada Bola.com pada Kamis (9/1/2025).

“Namun, kita lihat nanti. Semoga terbaik untuk staf pelatih yang baru dan Timnas Indonesia,” tambahnya, mengharapkan yang terbaik untuk tim kebanggaan bangsa.

Banyak suporter Timnas Indonesia yang merasa kecewa atas pemecatan Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan tersebut telah memberikan berbagai prestasi yang signifikan bagi sepak bola Indonesia. Di sisi lain, kedatangan Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia justru disambut dengan skeptisisme oleh sebagian suporter. Salah satu alasan protes tersebut adalah karena rekam jejak pelatih berusia 48 tahun itu dianggap kurang mengesankan.

Menanggapi situasi ini, Raphael Maitimo memberikan pandangannya yang bijak. “Iya, betul, sayang karena prestasi Shin Tae-yong sangat luar biasa. Tapi, mungkin PSSI mau ikut perjalanan lain dan itu biasa dalam sepak bola,” ujar Raphael Maitimo.

Dia menambahkan, “Saya enggak tahu dia sebagai pelatih, cuma sebagai pemain. Tapi, Pak Erick Thohir pasti mengerjakan pekerjaan rumahnya untuk membuat keputusan yang tepat memilih Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.”

Patrick Kluivert akan secara resmi memulai debutnya bersama Timnas Indonesia pada bulan Maret 2025. Pada saat itu, Tim Garuda akan melanjutkan perjuangan mereka dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 untuk zona Asia. Pada tanggal 20 Maret, mereka akan bertanding melawan Timnas Australia di Allianz Stadium, Sydney. Selanjutnya, pada tanggal 25 Maret, mereka akan menjamu Timnas Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.

Saat ini, Timnas Indonesia berada di peringkat ketiga Grup C dalam putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Skuad Garuda telah mengumpulkan total enam poin, yang diperoleh dari satu kemenangan, empat hasil imbang, dan satu kekalahan. Dengan persiapan yang matang, diharapkan Patrick Kluivert dapat memberikan kontribusi positif bagi tim nasional dalam pertandingan-pertandingan mendatang.

Olahraga untuk Meningkatkan Interaksi Sosial dan Keterlibatan Masyarakat di Sebuduh

Masyarakat desa Sebuduh, yang terletak di kecamatan Kembayan, kabupaten Sanggau, provinsi Kalimantan Barat, memiliki semangat dan antusiasme yang tinggi dalam mengembangkan kehidupan sosial di komunitas mereka. Salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan interaksi sosial dan keterlibatan masyarakat adalah melalui kegiatan olahraga. Olahraga bukan hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga dapat memperkuat ikatan sosial, membangun tim, dan menciptakan saling pengertian dan kekompakan di antara anggota masyarakat.

Olahraga memiliki potensi besar untuk menjadi sarana meningkatkan interaksi sosial antara individu dan kelompok dalam masyarakat Sebuduh. Melalui olahraga, masyarakat dapat saling berinteraksi dengan cara yang santai dan menyenangkan, tanpa memandang status sosial, usia, atau latar belakang budaya. Olahraga membantu menciptakan hubungan positif di antara anggota komunitas, memperkuat kepercayaan diri, dan membangun rasa saling menghargai.

Partisipasi dalam kegiatan olahraga dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam kehidupan desa Sebuduh. Ketika masyarakat berolahraga bersama, mereka menjadi lebih terlibat dalam kegiatan sosial dan budaya yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Mereka memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan lebih banyak orang dan memperluas jaringan sosial mereka. Oleh karena itu, olahraga dapat menjadi alat yang efektif untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan desa.

Olahraga juga dapat menjadi media yang efektif untuk mempromosikan budaya tradisional dan nilai-nilai masyarakat Sebuduh. Melalui ajang olahraga lokal, seperti permainan tradisional atau turnamen sepak bola antar desa, masyarakat dapat mempertunjukkan keahlian dan keterampilan mereka kepada masyarakat lain. Ini dapat memberikan kebanggaan dan menghormati warisan budaya yang dimiliki oleh desa mereka.

Olahraga juga dapat berperan dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat Sebuduh. Dengan adanya kegiatan olahraga yang diorganisir dengan baik, seperti turnamen sepak bola, masyarakat dapat meningkatkan pendapatan melalui penjualan tiket masuk, penjualan makanan dan minuman, atau produk-produk berbagai usaha lokal. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi desa, mendorong pertumbuhan bisnis lokal, serta menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat.

Olahraga juga memiliki peranan penting dalam pendidikan dan pembangunan karakter bagi masyarakat Sebuduh. Melalui kegiatan olahraga, masyarakat dapat belajar tentang nilai-nilai penting seperti kerjasama, komitmen, disiplin, dan rasa tanggung jawab. Mereka juga dapat mengembangkan keterampilan tim, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan yang baik. Dengan demikian, olahraga dapat menjadi instrumen pembelajaran yang efektif dalam menciptakan generasi muda yang berpotensi menjadi pemimpin masa depan yang berintegritas dan berdaya saing.